Tampilkan postingan dengan label BERITA KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BERITA KESEHATAN. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Januari 2015

BERIATA KESEHATAN

Description: Print

 Olaharga untuk mengurangi kadar lemak terkadang sia-sia akibat asupan makanan yang tidak Anda jaga. Meski tampaknya sehat,makanan ini justru merusak keberhasikan hasil kerja keras Anda.
Our vanity mengungkapkan beberpa makanan dan minuman yang justru harus dihindari ketika berolahraga:
1. Telur Rebus
Telur rebus adalah sumber protein tanpa lemak yang sebenarnya diperlukan untuk fungsi tubuh yang sehat. Tapi itu bukan pilihan makanan yang tepat sebelum latihan. Masalahnya adalah protein dalam telur rebus membutuhkan waktu yang banyak untuk dicerna.
2. Protein Bar
Hei, jangan tergiur dengan iklan yang menyatakan protein bar bisa membantu menekan nafsu makan. Protein bar justru tidak lebih baik daripada permen. Makanan ini memiliki lebih dari 200 kalori yang dapat membebani latihan Anda.
3. Minuman berkafein
Minuman berkafein sangat berbahaya bagi Anda jika dikonsumsi sebelum latihan. Selain itu, semua minuman berkafein biasanya mengandung sejumlah gula yang akan membuat Anda merasa lelah. Bukan hanya itu saja, minuman energi yang mengandung kafein dapat menyebabkan gas dan kembung.
Para ahli menyarankan lebih baik Anda meminum air putih yang cukup dibandingkan dengan minuman berkafein. Selain itu, Anda bisa mengganti protein bar dengan memakan makanan sehat.

Di antara para perokok, orang yang memilih rokok mentol cenderung menghadapi kemungkinan lebih besar untuk terserang stroke ketimbang pengisap rokok non-mentol. Hal itu tampaknya sangat tepat bagi perempuan dan orang Amerika non-Afrika. Demikian hasil sebuah penelitian terbaru di Amerika Utara.
Penulis studi tersebut menyatakan meskipun tak ada rokok yang baik buat kesehatan, temuan itu–yang belum lama ini diterbitkan di Archives of Internal Medicine–menyatakan orang mesti benar-benar menjauhkan diri dari semua rokok bermentol.
“Semuanya memang buruk, semuanya sudah dikatakan, dari perspektif pengurangan bahaya studi ini memberi pendapat untuk menghindarinya–setidaknya–jenis yang bermentol,” kata Nicholas Vozoris, seorang petugas klinik di St. Michael`s Hospital di Toronto, Kanada.
Untuk studi tersebut, Vozoris menggunakan informasi yang diambil dari survei gaya hidup dan kesehatan AS yang mencakup 5.028 perokok dewasa. Survei itu dilakukan dari 2001 sampai 2008.
Secara keseluruhan, sebanyak 26 persen responden mengatakan mereka biasanya mengisap rokok mentol, dan sisanya mengisap rokok tanpa mentol.
Beberapa ahli mengatakan mentol mempermudah orang untuk mulai merokok dan lebih sulit untuk berhenti sebab rasanya menyelubungi kerasnya tembakau.
Di antara pengisap rokok mentol, 3,4 persen mengatakan dalam survei tersebut mereka pernah menderita stroke. Sementara itu, sebanyak 2,7 persen perokok tanpa mentol terserang stroke.
Setelah memperhitungkan jenis kelamin, suku dan usia perokok serta jumlah rokok yang diisap, Vozoris mendapati pengisap rokok mentol memiliki risiko dua kali lipat untuk terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang memilih rokok non-mentol.
Perbedaan tersebut sangat jelas pada perempuan dan orang yang melaporkan dari suku selain Amerika-Afrika di dalam survei mereka. Di antara peserta studi itu, stroke tiga kali lebih umum dibandingkan dengan penghisap rokok mentol.
Vozoris mengatakan kepada Reuters Health, studi tersebut tak bisa membuktikan rokok mentol saja mengakibatkan peningkatan risiko stroke, dan bukan perbedaan tak terukur antara penghisap rokok mentol dan tanpa mentol.
Ia menambahkan perempuan dan orang Amerika non-Afrika tampaknya menjadi penyebab kaitan antara rokok bermentol dan stroke. Namun, ia merasa tak yakin mengapa dan studi itu juga tak menjawabnya.
Memilih rokok bermentol tak berkaitan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru kronis atau serangan jantung dibandingkan dengan rokok standar.
Gordon Tomaselli, Presiden American Heart Association dan Kepala Kardiologi di Johns Hopkins University School of Medicine, mengatakan menarik bahwa studi tersebut memperlihatkan kaitan antara mengisap rokok bermentol dan stroke tapi bukan dengan tekanan darah tinggi.
Vozoris mengatakan mungkin saja mentol pada rokok memiliki dampak pada pembuluh darah, terutama yang memasok otak.
Menurut US Center for Disease Control and Prevention, mengisap rokok jenis apa pun meningkatkan risiko seseorang terserang sakit jantung sebanyak dua sampai empat kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Tomaselli, yang tak menjadi bagian dari studi itu, menambahkan, “Ini mengingatkan kita bahwa dampak mengisap rokok sangat luas dan itu mempengaruhi sejumlah sistem organ tubuh.

 Para peneliti dari Klinik Mayo di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, menyatakan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Menurut studi mereka, orang yang tidur tidak cukup akan makan 500 kalori lebih banyak daripada orang yang tidur dengan normal. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Ahad (18/3).
Penelitian ini dilakukan terhadap 17 pria dan wanita. Sebagian dari mereka, diminta untuk tidur dengan jangka waktu normal selama delapan malam dan setengah lainnya diminta tidur sepertiga waktu normal. Selama penelitian, para peserta diperbolehkan makan kapan pun mereka mau.
“Kami telah menguji apakah kurang tidur mengubah kadar hormon leptin dan ghrelin (yang berhubungan dengan nafsu makan), meningkatkan porsi makanan yang mereka makan dan mempengaruhi jumlah kalori yang dibakar saat beraktivitas,” kata Virend Somers, penulis studi dan profesor ilmu kedokteran dan penyakit jantung di Mayo Clinic seperti dikutip Daily Mail.
Dari hasil studi, terlihat bahwa orang yang tidur satu jam 20 menit lebih sedikit ketimbang orang yang tidur normal, kontrol mengonsumsi rata-rata 549 kalori tambahan setiap hari. Penelitian juga menyebutkan, orang yang kurang tidur tidak akan mengalami pembakaran kalori. Dengan demikian, ada ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang bertambah dengan yang berkurang.
“Kurang tidur merupakan masalah yang terus berkembang. Saat ini, sekitar 28 persen orang dewasa melaporkan bahwa mereka hanya sempat tidur kurang dari enam jam,” kata Andrew D. Calvin, asisten penelitian dan asisten profesor kedokteran Virend Somers di Mayo Clinic.kata Andrew D. Calvin, asisten penelitian dan asisten profesor kedokteran Virend Somers di Mayo Clinic.

 Musim pancaroba mulai menyapa. Beragam penyakit siap-siap menyerang tubuh bila kekebalan tubuhmenurun. Agar badan tetap fit dan terhindar dari penyakit, ada empat tipsnya sebagaimana dikutip dari msnbc.com, Senin (28/11).
1. Usahakan konsumsi protein rendah lemak setiap kali makan. Salah satu alasan, antibodi yang membantu melawan penyakit sebenarnya terbuat dari protein. Alasan lain, banyak makanan tinggi protein juga mengandung kekebalan tubuh lainnya yang meningkatkan nutrisi. Potongan daging sapi dan babi, serta protein dari kacang, kedelai, dan makanan laut (terutama tiram dan kepiting), mengandung seng-mineral yang membantu meningkatkan produksi melawan infeksi sel darah putih, bahkan kekurangan seng ringan dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Kacang-kacangan, seperti almond dan kacang mede, juga merupakan sumber protein yang bagus, serta magnesium, baik yang membantu mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat.
2. Minumlah lima cangkir jus buah dan sayuram sehari. Buah jadi bahan makanan yang baik dalam menangkis serangan penyakit. Kadar vitaminnya yang terkandung di dalamnya, membuat makanan ini layak jadi pertimbangan menu Anda. Vitamin A, bisa membantu sel darah putih melawan infeksi lebih efektif dan juga membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati dan membantu sistem kekebalan tubuh melindungi terhadap penyakit. Sedangkan vitamin E, yang ditemukan dalam kacang-kacangan, biji-bijian, telah ditunjukkan dalam penelitian ilmiah dapat memerangi infeksi pernafasan flu.
3. Selain asupan gizi, juga lakukanlah kegiatan olah raga. Dengan berjalan 20 sampai 30 menit setiap hari, akan meningkatkan pertahanan tubuh Anda. Olah raga akan membuat antibodi dan sel-sel darah putih bergerak melalui tubuh lebih cepat, sehingga mereka dapat mendeteksi penyakit lebih cepat, ditambah, peningkatan sirkulasi juga dapat memicu pelepasan hormon yang “memperingatkan” sel-sel imun patogen mengganggu.
4. Periksalah kadar Vitamin D Anda. Umumnya, Sekitar 50 nmol/L cukup untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, kurang dari 30 nmol/L adalah terlalu rendah bagi kebanyakan orang. Baru penelitian menunjukkan Vitamin D bisa meningkatkan respon kekebalan tubuh, dan tingkat terlalu rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan musiman pilek dan flu.
Dengan kekuatan tubuh yang senantiasa terjaga, akan membuat badan tetap bugar meski pancaroba mengancam. Bila tubuh sehat, aktivitas Anda tak akan tersendat.

 Meski bisa merebak dengan cepat, Hepatitis A merupakan golongan penyakit hepatitis yang tergolong ringan dibandingkan Hepatitis B dan C. Karena itu, Hepatitis digolongkan sebagai penyakit hepatitis ringan yang jarang menyebabkan kematian.
Virus penyakit ini menyebar melalui kotoran atau feses penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Hepatitis A memiliki masa inkubasi dua hingga enam pekan sejak penularan terjadi, barulah penderita menunjukkan beberapa gejala.
Pada pekan pertama, penderita akan mengalami sakit kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing, dan air seni berwarna hitam pekat. Penderita yang mengalami gejala Hepatitis A sebaiknya tidak terlalu banyak beraktivitas dan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan atas gejala yang timbul.
Pengobatan bisa dengan paracetamol untuk demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan, serta obat untuk mengurangi mual dan muntah. Namun, tentulah lebih baik mencegah daripada mengobati.
Untuk menghindari tertular virus ini, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mencuci tangan dengan bersih serta imunisasi bagi seseorang yang berada di sekitar penderita. Dan jangan lupa, jaga juga kebersihan makanan dan minuman yang Anda santap.

 Studi terbaru mencatat bahwa para pria yang mengonsumsi vitamin E saja, cenderung memiliki resiko kanker prostat yang lebih tinggi.
Sepuluh tahun lalu, para ilmuwan memulai penelitian yang disebut Selenium and Vitamin E Cancer Prevention Trial, disingkat SELECT, untuk menguji keyakinan luas bahwa dua suplemen itu mungkin membantu atau mencegah penyakit.
Studi itu melacak 35.000 pria sehat berusia 50 tahun keatas di 400 lokasi di Amerika Serikat, Kanada dan Puerto Rico.
Analisis dari sejumlah penelitian mengenai kulit dan kanker paru-paru menunjukkan bahwa selenium – sejenis suplemen mineral- atau vitamin E mungkin dapat mengurangi resiko terkena kanker prostat. Tetapi, analisis terbaru dari data SELECT menunjukkan hasil yang berbeda.
Howard Parnes, spesialis kanker prostat di National Cancer Institute dan salah seorang penulis temuan yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association, mengatakan bahwa studi itu dihentikan lebih dini karena tidak bermanfaat.
Menurut Parnes, hasil penelitian tidak menunjukkan manfaat bagi pria yang minum vitamin E sebanyak 400 IU (International Unit) setiap hari. Yang lebih penting lagi, studi itu menunjukkan beberapa resiko yang benar-benar nyata.
“Saat ini, data menunjukkan kenaikan kanker prostat sebesar 17 persen, yang secara statistik signifikan untuk bahaya vitamin E saja,” papar Howard selanjutnya.
Eric Klein, peneliti lain dari Cleveland Clinic mengatakan studi pemerintah yang menelan biaya 122 juta dolar itu berakhir tahun 2008 ketika menjadi jelas bahwa vitamin E tidak akan menghasikan pengurangan kanker sampai 25 persen, target yang berusaha mereka tunjukkan lewat penelitian itu.
“Tapi pada saat penelitian awal ditutup, kami mencatat bahwa pria yang mengonsumsi vitamin E saja, cenderung memiliki resiko kanker prostat yang lebih tinggi,” ujar Eric Klein.
Klein mengatakan para periset melacak para peserta studi itu selama 18 bulan lagi setelah penelitian dihentikan dan mendapati bahwa vitamin E dapat berdampak bahkan setelah para pria itu berhenti mengkonsumi suplemen tersebut.
Eric Klein menambahkan, “Tidak ada alasan untuk minum vitamin E jika anda berumur di atas 55 atau 60 tahun.”
Klein menambahkan bahwa studi itu menggarisbawahi pentingnya uji coba acak berbasis populasi dalam skala besar untuk dapat dengan akurat mengukur manfaat atau bahaya nutrisi mikro seperti suplemen dan vitamin.
( voanews.com/indonesian )
fhoto : Hasil penelitain terbaru justru menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi vitamin E saja, cenderung lebih beresiko terkena kanker prostat (foto ilustrasi).

 Hati-hati jika anak-anak Anda mulai kecanduan nonton televisi, sebab menurut penelitian anak pecandu TV lebih riskan terkena asma. Penelitian yang telah diterbitkan di Specialist Journal Thorax ini menyebutkan peningkatan asma pada anak usia 3,5 tahun hingga 11,5 tahun yang menonton TV lebih dari 2 jam dalam sehari.
Fakta tersebut terungkap dari hasil investigasi tim dokter kepada 3.000 anak yang mengalami respirasi. Kondisi tersebut juga melalui pengamatan anak-anak yang termonitor sejak mereka lahir pada 1991 dan 1992.
Para peneliti menduga terdapat hubungan kurangnya aktivitas fisik pada anak yang memiliki durasi menonton TV tinggi. Diperburuk lagi posisi duduk yang tidak berubah, yang memberikan dampak pada perkembangan penyakit respirasi.
Kurangnya aktivitas fisik berdampak pada jaringan aliran udara yang disebut otot polos. Faktor lainnya dipicu oleh faktor lingkungan yang terpolusi udara serta faktor fisik obesitas.
Karena itu orangtua diimbau untuk membimbing anaknya, agar menyeimbangkan aktivitas gerak fisik guna mengurangi faktor risiko yang ada. Aktivitas yang disarankan adalah dengan berolahraga bersama orangtua di pagi hari.
Dengan berolahraga, pola makan dan perkembangan motorik anak akan lebih optimal dan terpantau dengan baik. Pemilihan waktu yang terbaik adalah pagi hari, agar mendapatkan kualitas udara yang bersih, terutama di perkotaan. Olahraga sore sama baiknya, namun sistem respirasi akan lebih optimal dengan mendapatkan asupan oksigen yang belum terpolutan.

 Siapa sangka jika obat nyamuk bakar yang katanya bisa membuat nyamuk menghilang justru membawa bencana buat kesehatan. Sebuah penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa asap dari obat nyamuk adalah setara dengan 100 batang rokok. Akibatnya, masalah pernapasan pun kerap kali dialami oleh pengguna obat nyamuk bakar.
“Tidak banyak orang tahu tentang hal itu, tetapi kerusakan yang terjadi di paru-paru disebabkan oleh asap obat nyamuk bakar sama dengan 100 batang rokok,” kata, Sandeep Salvi, Direktur Penelitian Paru-paru.

Menurut studi lain di New Delhi, India, 55 persen penduduk kota yang tinggal dalam 500 meter dari sumber polusi udara seperti kendaraan jalan lalu lintas atau dekat dengan daerah industri, rentan terhadap polusi. Sehingga, dua juta anak di bawah usia lima tahun meninggal karena masalah pernapasan setiap tahunnya.